Search

Kita Sayangkan Syaitan

0 comments

Allah swt telah menyuruh kita menjadikan syaitan sebagai musuh.
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu),
(6 : 35 al-Fatir)

Boleh kata semua manusia akan mengakui syaitan sebagai musuhnya. Namun tidak ramai yang mengetahui bagaimana cara untuk menghadapi syaitan dan manakah ruang-ruang yang mana syaitan akan masuk pada diri insan. Ini adalah sebahgian dari ruang-ruang yang perlu seorang manusia tutup agar syaitan tidak memperdayanya.

SYAITAN BERMALAM DI DALAM HIDUNG

" Apabila seseorang kamu bangun dari tidurnya hendaklah dia memasukkan dan mengeluarkan air dari hidungnya tiga kali. Sesungguhnya syaitan bermalam di dalam lubang hidungnya."
Hadis riwayat Bukhari dan Muslim

SYAITAN KENCING DI DALAM DUA TELINGA

Apabila diberitahu kepada Nabi saw tentang seorang lelaki yang tidak bangun tahajud dan bangun ketika watu sudah subuh. Nabi saw bersabda:

" Lelaki itu telah dikencing syaitan di dua telinganya."
Hadis sahih Bukhari dan Muslim.

SYAITAN MASUK DALAM MULUT YANG TERBUKA MENGUAP

" Apabila seseorang menguap hendaklah dia menutup dengan tangannya. Sesungguhnhya syaitan masuk ke dalam mulutnya yang terbuka."
Hadis sahih Muslim.

SYAITAN KETAWA MELIHAT MANUSIA YANG BERKATA "AAAAAH " SEMASA MENGUAP

Nabi saw bersabda:

" Dan janganlah seseorang itu berkata "aaaaaaaa" semasa menguap. Syaitan akan ketawa bila dia membuka mulut semasa menguap."
Hadis riwayat Ahmad.

MEMAKI ORANG MEMBANTU SYAITAN UNTUK MEROSAKKAN MANUSIA

Seorang lelaki mencela seorang yang dikenakan hukuman sebat kerana minum arak. Nabi saw bersabda:

"Janganlah kamu berkata sedemikian kepada orang yang dihukum. Janganlah kamu membantu merosakkan dia."
Hadis sahih Bukhari.

Moral: Oleh itu janganlah kita memaki atau menghina walaupun orang yang sudah jelas kesalahannya. Memaki hamun dalam apa jua keadaa adalah dilarang.

SYAITAN TIDAK MASUK RUMAH YANG DIBACA SURAH BAQARAH

Nabi saw bersabda:

" Janganlah kamu jadikan rumah-rumah kamu sebagai kubur. Sesungguhnya syaitan akan lari dari rumah yang dibaca surah al-Baqarah."
Hadis sahih Muslim

Faedah: Siapa yang baru masuk rumah atau rumahnya diganggu maka digalakkan utuk dibaca surah al-Baqarah beramai2.

SYAITAN MAKAN DARI MAKANAN YANG TIDAK DIBACA BISMILLAH DAN BERMALAM PADA RUMAH YANG TIDAK DIMASUKI DENGAN BISMILLAH

" Apabila seorang lelaki memasuki rumahnya dan menyebut nama Allah semasa masuk dan menyebut nama Allah semasa makan. Syaitan akan berkata kepada kuncu2nya "Kamu tidak ada tempat bermalam dan tidak ada makan malam." Apabila dia masuk kerumahnya tanpa menyebut nama Allah syaitan akan berkata " Kamu semua mendapat tempat bermalam." Apabila dia tidak menyebut nama Allah semasa makan , syaitan akan berkata " Kamu mendapat makan malam dan tempat bermalam."
Hadis Muslim.

MAKANAN JATUH YG DIBIARKAN ADALAH HABUAN SYAITAN

" Apabila jatuh sebahgian suapan makanan kamu. Hendaklah kamu buang kotoran yang melekat pada makanan dan hendaklah dia makan. Jangan biarkan ia dibiarkan untuk dimakan oleh syaitan."
Hadis Muslim

SYAITAN PENGGANGGU SOLAT

Suatu hari Amru bin abi al-As mengadu Rasulullah saw:
" Ya Rasulullah sesungguhnya syaitan telah mengganggu ku solat dan menimbulkan was-was dalam bacaanku."

Rasulullah saw pun menjawab:
" Itulah syaitan yang dipanggil khinzab. Apabila engkau merasai gangguannya hendaklah engkau minta perlindungan dari Allah dan ludah ke kirimu tiga kali."

Amru berkata:
"Aku melakukan apa yang Rasulullah sarankan , lalu Allah menghilangkan segala gangguan syaitan tersebut."

Hadis Muslim.

MINUM BERDIRI BERSAMA SYAITAN

Nabi saw bertanya kepada orang yang minum berdiri:

"Adakah engkau suka minum bersama dengan kucing?"

Dia menjawab "Tidak"

Nabi saw bersabda:
"Sesungguhnya kamu telah minum dengan mahkluk yang lebih teruk dari kucing iaitu syaitan."
Hadis Ahmad

SYAITAN SEMAKIN BESAR BILA DIMAKI

Seorang sahabat Nabi saw telah memaki syaitan apabila binatang tunggangannya terjatuh. Nabi saw bersabda:

" Janganlah kamu berkata " Celaka syaitan." Kalau kamu berkata begitu syaitan akan berasa besar diri seperti rumah dan berkata " mendapat kekuatan ku." , tapi hendaklah kamu berkata " Dengan nama Allah." Apabila berkata sedemikian syaitan akan jadi hina sehingga seperti lalat."

Hadis Abu daud

Ingatlah bahawa syaitan akan cuba menyesatkan manusia selagi nyawa manusia itu dikandung badannya. Rasulullah saw bersabda:

" Sesungguhnya syaitan berkata " Demi kemulianmu hai tuhan. Aku akan sentiasa menyesatkan hamba-hambamu selagi mana nyawa berada di tubuh mereka." Tuhan menjawab " Demi kemulian dan keagunganku aku akan sentiasa mengampunkan mereka selagimana mereka meminta ampun kepadaku."

Hadis riwayat Ahmad

Faqir Disisi Allah swt
Haji Bahari Haji Salleh

Hukum Memperingati Malam Nisfu Sya'ban

0 comments

Segala puji bagi Allah swt yang telah menyempurnakan agamaNya dan mencukupkan nikmatNya untuk kita , serta selawat dan salam semoga sentiasa tercurah atas Nabi dan Rasul Nya Muhammad saw , yang sentiada bertaubat dan pembawa rahmat .

Firman Allah swt : " Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agama mu , dan telah Aku cukupkan nikmatKu untuk mu , dan telah Aku redo' islam sebagai agama bagi mu: . Al Maidah 3

Firman Allah swt : " Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah" . As Syura 21

Didalam Shahih Bukhari dan Muslim , Aisyah meriwayatkan bahawa Rasullullah bersabda :
" Barang siapa yang mengada-ada dalam urusan agama kami maka hal itu akan ditolak ( tidak diterima) .

Dalam shahih Muslim dari Jabir bahawa Nabi saw bersabda: "
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Al-Qur'an , sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad , sejelek-jelek perkara adalah hal-hal yang diada-adakan didalam agama (bid'ah) , dan setiap bid'ah itu adalah sesat"

Banyak lagi ayat dan hadith lain yang senada dengan ayat dan hadith diatas , yang secara tegas menunjukan bahawa Allah swt telah mnyempurnakan agama dan nikmatNya untuk umat ini , dan Rasullullah saw sebelum wafatnya telah menyampaikan secara lengkap dan jelas kepada umat semua apa yang disyariatkan Allah , baik berupa perkataan maupun amal perbuatan .

Rasullullah saw juga menjelaskan , bahawa apa saja yang diada-adakan oleh orang-orang yang datang sesudahnya dan mereka nisbahkan kepada islam baik berupa perkataan maupun amal perbuatan , maka semua itu adalah bid'ah yang ditolak dan tidak diterima , sekali pun diada-adakan oleh pelakunya atas niat dan tujuan yang baik . Hal ini telah diketahui oleh para sahabat dan para ulama yang datang setelah mereka . Oleh kerana itu , mereka mengingkari segala bentuk bid'ah dan mengingatkan manusia untuk tidak terjerumus kedalamnya , sebagimana yang tertera dalam karya-karya Ibnu Wadhdhah ,Thurtusyi , Abu Suamah dan lainnya , tentang pengangungan Sunnah dan pengingkaran terhadap bid'ah .

Diantara bid'ah yang diada-adakan oleh sebagian orang adalah memperingati malam pertengahan Sya'ban , serta mengkhususkan hari tersebut untuk berpuasa . Pada hal tidak ada satu dalil yang dapat dijadikan sebagai landasannya . Memang ada beberapa hadith lemah yang menjelaskan fadilahnya , namun tidak boleh dijadikan landasan .
Sedangkan hadith hadith yang menjelaskan keutamaan solat pada hari itu semuanya adalah palsu . Berikut ini , akan kita paparkan sebagian dari komentar mereka . Terdapat juga beberapa atsar dari sebagian salaf dari kalangan penduduk Syam dan selain mereka .

Telah menjadi kesepakatan jumhur ulama bahawa memperingati malam tersebut adalah bid 'ah . Hadith hdith yang menjelaskan tentang keutamaan adalah dho'if ( lemah) , bahkan sebagiannya adalah palsu , seperti yang diungkapan oleh Ibnu Rajab dalam bukunya " Latha-iful Ma'arif" dan lainya . Hadith dho'if, baru boleh diamalkan , dalam hal ibadah yang sudah ada dasarnya dari hadith -hadith shahih , sedangkan memperingati Nishfu Sya'ban tidak ada satu pun dasar dari hadith yang shahih , sehingga boleh dijadikan alasan untuk mengamalkan hadith dho'if tersebut . Kaedah ini disebutkan oleh Syeikhul Islam Abul' Abbas Ibnu Taimiyyah .

Para ulama telah sepakat , bahawa kita wajib mengembalikan seluruh permasaalahan yang diperselisihkan kepada Al Qur'an dan Sunnah Rasullullah saw . Apa yang tertera dalam keduanya atau salah satunya , itulah syariat yang wajib diikuti , dan apa saja tidak tertera dalam keduanya , adalah bid'ah yang tidak boleh diamalkan , apalagi
menganjurkan orang lain untk melakukannya .

Firman Allah swt : " Hai orang-orang yang beriman , taatilah Allah , dan taatilah RasulNya dan Ulul Amri ( pemimpin) diantara kamu" . An Nisa 59

Firman Allah swt : " Tentang sesuatu apa pun kamu perselisihkan , maka keputusannya terserah kepada Allah " Asy Syura 10 .

Firman Allah swt : " Katakanlah :" Jika kamu benar-benar mencintai Allah , ikutlah aku , niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu" . Ali Imran 31 .

Firman Allah swt : " Maka demi TuhunMu , mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan , kemudian tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap keputusan yang kamu berikan , dan mereka menerima dengan sepunuh hati" An Nisa 59 .

Banyak lagi ayat-ayat lain yang senada dengan itu . Ayat-ayat tersebut dengan tegas menunjukkan kewajiban mengembalikan permasaalahan- permasaalahan yang diperselisihkan kepada Al Qur'an dan Sunnah , serta redo' dengan hukum yang ada pada keduanya . Dan hal itu merupakan perkara yang menyentuh akan soal iman , serta kemaslahatan bagi para hamba didunia dan akhirat kelak .

Al Hafiz Ibnu Rajab dalam bukunya " Laatahiful Ma'arif" dalam masaalah ini menjelaskan sebagai berikut :
" Para tabi'in dari kalangan penduduk Syam , seperti Khalid bin Ma'adan , Makhul . Luqman bin Amir dan lainnya , mereka memuliakan malam Nisfu Sya'ban dan melakukan ibadah sebanyak mungkin padanya . Dari merekalah orang-orang mengambil keutamaan dan kebesaran malam tersebut . Dan menurut satu pendapat , mereka menerima beberapa atsar Israiliyyat .
Tatkala hal ini masyhur bersumber dari mereka di mana mana , para ulama berselisih pendapat dalam menganggapinya . Ada yang menerima dan menyetujui mereka dalam membesarkan malam tersebut seperti sebagian ahli ibadah dari kalangan penduduk Bashrah dan selain mereka . Sedangkan sepakat ulama Hijaz mengingkarinya , seperti 'Atha dari Abi Mulaikah , dan fiqaha (ulama fiqih) Madinah seperti dinukil oleh Abdur Rahman bin Zaid bin Aslam . Ini adalah pendapat para pengikut Imam Malik dan selain mereka , semua mereka mengatakan itu bid'ah .

Para ulama dari Syam sendiri , berselisih pendapat tentang cara menghidupkan malam tersebut

1 . Disunatkan menghidupkan malam tersebut secara berjemaah dalam masjid . Khalid bin Ma'dan . Lukman bin Amir dan lainya , memakai pakaian yang terbaik pada malam tersebut , memakai harum haruman dan bercelak , lalu mereka beribadah dimasjid . Hal ini disetujui pula oleh Ishak bin Rahawaih , beliau berkata tentang menghidupkannya dimasjid secara berjamaah : " Hal ini tidaklah termasuk bid'ah" , dinukil darinya oleh Al Karmani dalam " Al Masaail" .

2 . Makruh hukumnya berkumpul dimasjid pada malam tersebut , baik untuk solat , bercerita dan berdoa . Tetapi tidak makruh bagi seseorang yang melakukan solat pada malam itu dengan sendirian . Ini adalah pendapat Awza'i , seorang ulama dan ahli fiqih Syam . Pendapat ini insyaAllah lebih dekat kepada kebenaran .

Sedangkan Imam Ahmad , tidak diketahui komentar beliau secara tegas tentang menghidupkan malam Nisfu Sya'ban . Namun dapat ditakhrij dari beliau dua riwayat berdasarkan dua riwayat pendapat beliau dalam masaalah menghidupkan malam dua hari raya untuk ibadah . Dalam satu riwayat beliau mengatakan , tidak mustahab ( dianjurkan) menghidupkan malam tersebut secara berjemaah , kerana hal itu tidak ada sama sekali dinukil dari Nabi saw dan juga para sahabat .
Dalam riwayat lain ,beliau mengatakan hal itu mustahab , berdasarkan apa yang dilakukan oleh Abdul Rahman bin Yazid bin Aswad dari kalangan tabi'in . Begitu pula halnya dengan menghidupkan malam Nisfu Sya'ban untuk beribadah , tidak ada dunukil dari Nabi saw dan juga para sahabat , hanya saja sekelompok tabi'in dari kalangan ulama Syam pernah melakukan .

Demikianlah secara ringkas perkataan Al Hafiz Ibnu Rajab dalam masaalah tersebut . Secara tegas beliau mengatakan bahawa tidak ada sama sekali dunukil dari Nabi saw dan para sahabat tentang beribadah secara khusus pada malam Nisfu Sya'ban . Sedangkan pendapat Awza'i tentang dianjurkannya beribadah pada malam tersebut secara perseorangan , dan dinukil oleh Al Hafiz Ibnu Rajab adalah lemah , kerana segala sesuatu yang tidak ada dalilnya dalam syariat , maka hal itu tidak boleh dilakukan oleh seorang muslim , baik secara berjemaah atau bersendirian , baik secara bersembunyi atau pun terang-terangan , berdasarkan sabda Rasullulah saw :
" Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak berdasarkan perentah kami , maka amalan itu akan ditolak" .

Dan dalil-dalil umum lainnya , yang menunjukkan pengingkaran terhadap perbuatan bid'ah dan menghindarinya . Imam Abu Bakar Ath Tharthusyi dalam bukunya " Al Hawadith Wal Bida" mengatakan : " Ibnu Wadhdhan meriwayatkan dari Zaid bin Aslam , beliau berkata : Kami tidak mendapatkan seorangpun diantara guru dan ulama kami yang memberikan perhatian khusus kepada malam Nisfu Sya'ban . Mereka juga tidak berhujjah kepada hadith Makhul dan tidak pula melihat adanya keutamaan khusus beribadah pada malam tersebut .

Seseorang mengatakan kepada Ibnu Abi Mulaikah , bahawa Ziyad An Numairi berkata: "Sesungguhnya pahala beribadah pada malam Nisfu Sya'ban sama dengan pahala beribadah pada malam LailatulQadar" . Beliau menjawab
: Kalaulah aku yang mendengarnya kemudian ditanganku ada tongkat , niscaya akau akan memukulnya . Zaid terkenal sebagi seorang ahli bercerita" .

Imam Asy Syaukani dalam bukunya " Al Fawaid Majmu'ah" berkata : " hadith yang berbunyi :
" Hai Ali ! Barangsiapa yang melakukan solat seratus rakaat pada malam Nisfu Sya'ban , yang mana pada setiap rakaat membaca Alfatihah dan surah Al Ikhlas sebanyak sepuluh kali , maka Allah akan memenuhi semua hajatnya" .
Hadith tersebut adalah palsu , dari lafaz yang menerangkan ganjaran pahala bagi pelakunya . Seorang yang berakal tidak akan meragukan akan kepalsuannya ., disamping sanadnya yang majhul (tidak dikenali) . Hadith ini juga diriwayatkan dari dua jalur sanad yang lain . Tetapi semunya adalah palsu dan para rawinya majhul (tidak dikenali) . Dalam bukunya "Al Mukhtashar" Imam Syukani berkata : " Hadith tentang solat pada Nisfu Sya'ban adalah bathil . Apapun riwayat Ibnu Hibban dari Ali : " Apabila datang malam Nisfu Sya'ban , maka lakukan qiyamul lail dan berpuasalah pada siangnya " adalah lemah .

Dalam bukunya "Allaali" Imam Suyuti berkata : " Seratus rakaat pada malam Nisfu Sya'ban (dengan membaca) Al Ikhlas sepuluh kali" beserta banyak lagi keutamaan lainnya , yang diriwayatkan oleh Dailani dan lainnya adalah palsu ( maudhu) , kebanyakan perawinya pada ketiga jalur sanadnya adalah majhul dan doif" . Dia juga berkata : " Dua belas rekaat dan empat belas rakaat dengan (membaca surah) Al Ikhlas tiga puluh kali (pada setiap) rakkat adalah maudhu "( palsu) .
Sebagian ahli fiqih , seperti pengarang buku " Ihya Ulumuddin" , begitu juga sebagian ahli tafsir tidak berpegang pada hadith tersebut .

Hadith tentang melakukan solat pada malam Nisfu Sya'ban telah diriwayatkan melalui beberapa jalur sanad yang berbeza-beza . Namun semuanya adalah bathil dan maudhu . Ini tidak bertentangan dengan riwayat Tirmizi dari Aisyah yang menjelaskan perginya Rasullullah saw ke Baqi' dan turunnya Tuhan pada Nisfu Sya'ban kelangit dunia , mengampunkan dosa-dosa manusia sekalipun lebih banyak dari bulu domba Bani Kalb . Kerana pembicaraan disini adalah tentang solat yang dibuat-buat pada malam tersebut . Disamping itu , sanad hadith Aisyah itu lemah dan terputus , begitu juga hadith Ali diatas , yang menganjurkan qiyamul lail pada malam itu . Ini tidak dinafikan kedudukan solat ini sebagai diada-adakan , disamping lemahnya hadith tersebut sebagaimana yang telah diuraikan

Al Hafiz Al Iraqi berkata : " Hadith tentang solat malam Nisfu Sya'ban adalah maudhu dan bohong terhadap Rasullullah saw . Imam Nawawi dalam bukunya " Al Majmu" berkata : " Solat yang dikenal dengan solat Raghaib , yaitu dua belas rakaat antara mabhrib dan isya pada malam jumaat yang pertama dari bulan Rejab , begitu juga solat malam Nisfu Sya'ban seratus rakaat . Kedua-duanya adalah bid'ah yang mungkar .
Janganlah seseorang terpengaroh , kerana keduanya disebutkan dalam buku " Quutul Quluub" dan buku Ihya Ulumuddin" , dan kerana adanya hadith yang menjelaskan keduannya . Kerana semua itu adalah bathil dan juga jangan terpedaya dengan beberapa ulama yang menulis tentang dianjurkannya kedua macam solat tersebut , kerana mereka dalam hal ini adalah salah " .

Syeikh Imam Abu Muhammad Abdur Rahman bin Ismail al Maqdisi telah menulis sebuah buku yang sangat berharga dan bagus sekali tentang kebatilan kedua macam solat tersebut . Perkataan ulama dalam masaalah ini banyak sekali , dan akan sangat panjang lebar kalau kita nukil seluruhnya Semoga apa yang telah kita paparkan , boleh memuaskan para pembaca .

Dari ayat-ayat , hadith dan perkataan ulama diatas , jelaslah bagi siapa yang menginginkan kebenaran , bahawa memperingati dan menghidupkan malam Nisfu Sya'ban dengan solat dan ibadah lainnya serta mengkhususkan siangnya dengan puasa adalah bid'ah yang mungkar menurut pendapat kebanyakkan ulama , dan tidak ada dasarnya sama sekali dalam syariat .
Bahkan ia merupakan hal yang diada-adakan dalam islam setelah masa para sahabat . Dan cukuplah bagi siapa saja menginginkan yang haq dalam masaalah ini .

Firman Allah swt :" Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu , dan telah Aku cukupkan nikmatKu untuk mu , dan telah Aku redo islam sebagi agama bagimu" . Al Maidah 3

Sabda Rasullullah saw : " Barangsiapa yang mengada-ada dalam urusan agama kami tanpa ada dasarnya , maka hal itu akan ditolak ( tidak diterima)"

Sabda Rasullullah saw : " Janganlah kamu sekalian mengkhususkan malam jumaat daripada malam-malam lainnya dengan solat , dan janganlah kamu sekalian mengkhusus siang harinya dengan puasa , kecuali kalau adalah puasa yang telah dibiasakan oleh salah seorang kamu"

Seandainya boleh kita mengkhusus suatu amalan untuk ibadah tertentu , tentu malam jumaat lebih patut untuk hal itu daripada malam lain , kerana malam jummat adalah hari yang paling baik daripada hari-hari yang ada , berdasarkan beberapa hadith yang shahih dari Rasullullah saw .
Kalau Rasullullah saw telah melarang kita untuk mengkhusus malamnya dengan ibadah , tentu mengkhususkan malam-malam yang lain dengan ibadah tertentu akan lebih terlarang . Maka tidak boleh mengkhusus malam tertentu dengan ibadah tertentu kecuali berdasarkan hadith shahih yang menunjukkan pengkhususkan tersebut ..

Seperti malam Lailatul Qadar dan malam-malam Ramadhan , tatkala disyariatkan untuk menghidupkan dan memperbanyak ibadah padanya , maka Rasullullah saw mengingatkan , bahkan menggalakan umat untuk melakukan qiyamul lail dimalam-malam tersebut . Dan beliau sendiri melakukannya , sebagaimana yang tertera dalam shahih Bukhari dan Muslim bahawa Nabi saw bersabda : " Barangsiapa yang melakukan qiyam pada (malam-malam) Ramadhan dengan penuh rasa iman dan harapan (pahala) , niscaya Allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang telah lalu . Barangsiapa yang melakukan qiyam pada malam Lailatul Qadar dengan penuh rasa iman dan harapan (pahala) , niscaya Allah akan mengampunkan dos-dosanya yang telah lalu" .

Seandainya disyariatkan untuk mengkhususkan ibadah tertentu pada malam Nisfu Sya'ban atau malam jumaat yang pertama dari bulan rejab , atau malam Isra Mi'raj , maka pasti Rasullullah saw menggalakkan umat untuk melakukannya dan Beliau sendiri akan mengamalkan . Dan kalau hal itu ada terjadi , niscaya para sahabat menukilkan kepada umat dan mereka pasti tidak akan menyembunyikannya , kerana mereka adalah sebaik-baik pemberi nasihat setelah para nabi . Semoga Allah meredoi para sahabat Rasulullah saw .

Diatas kita telah ketahui, bahawa tidak ada satupun nukilan yang shahih dari Rasullullah saw dan para sahabat tentang keutamaan malam jumaat pertama dari bulan Rajab , begitu pula malam Nisfu Sya'ban . Maka memperingati kedua merupakan perbuatan bid'ah dalam agama , dan mengkhususkan dengan ibadah tertentu adalah bid'ah yang mungkar . Begitu pula dengan malam kedua puluh tujuh rajab , yang diyakini sebagian orang sebagai malam isra mi'raj , tidak boleh mengkhususkannya dengan ibadah tertentu , begitu pula merayakannya , berdasarkan dalil-dalil diatas .
Ini kalau benar terjadi pada tersebut , padahal menurut , pendapat ulama yang benar , bahawa malam isra mi'raj itu tidak diketahui . Adapun pendapat yang mengatakan terjadinya pada malam kedua puluh tujuh rejab , adalah bahtil , tidak ada hadith shahih yang mendasarinya . Benarlah apa yang dikatakan seorang ulama pujangga : " Sebaik-baik perkara yang dilakukan berdasarkan petunjuk , sedangkan sejelek-jelek perkara (dalam agama) adalah perbuatan bid'ah yang diada-adakan" .

Semoga Allah memberikan taufik kepada kita dan segenap kaum muslimin , agar sentiasa berpegang teguh kepada sunnah , dan terhindar daripada menyalahinya , sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Mulia . Dan semoga selawat dan salam sentiasa tercurah kepada hamba dan Rasulnya , Nabi Kita Muhammad saw , begitu pula kepada keluarga dan seluruh sahabat .

Wallahu Alam .